Sabtu, 15 November 2014

DISMINOREA



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGN0KW47pws4LVQlEO_23WpwlMrQsMvUnNW-R5i5mxR3eLTYTwF1gBM-GvlS4UNGGnHgsMVN25TLMSs0DcBFOCvzRuvp1Srf51xzTWs41klGKWsFXDL8u4J8goL08wCF4DQ8VEBcvqr7ae/s1600/dismenore.jpgDisminorea merupakan suatu gangguan yang bisa terjadi pada masa menstruasi. Nyeri haid merupakan rasa nyeri yang terjadi selama masa menstruasi dan selalu berhubungan dengan siklus ovulasi. Menurut Price (2001) depenisi dismenorrhea adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh kejang otot uterus.

Patofisiologi Nyeri saat Haid.

Nyeri saat haid diperanan oleh hormon prostaglandin F2α (PGF2α) yang merupakan stimulan kontraksi miometrium yang kuat oleh endometrium pada 48 jam pertama selain itu Saat peningkatan PGF2α dalam endometrium diikuti dengan penurunan progesteron yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.. Peningkatan kadar prostaglandin akan mengakibatkan peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan sehingga menyebabkan nyeri pada saat menstruasi.



Gejala Nyeri Haid

Gejala utama dysmenorrhea adalah rasa sakit di perut bagian bawah, di daerah umbilikalis atau daerah suprapubik perut. Selain itu juga dapat dirakan di perut kanan atau kiri, mungkin menyebar ke paha dan punggung bawah. Gejala lain yang mungkin menyertai seperti mual dan muntah, diare atau sembelit, sakit kepala, pusing, disorientasi, hipersensitivitas terhadap suara, cahaya, bau dan sentuhan, pingsan, dan kelelahan. Gejala tersebut sering timbul segera setelah ovulasi dan dapat berlangsung hingga akhir menstruasi. (Permana, 2010).

Tingkatan Disminorea

a.       Dysmenorrhea ringan, yaitu dysmenorrhea dengan rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan nyeri, tanpa disertai pemakaian obat.

b.      Dysmenorrhea sedang, yaitu dysmenorrhea yang memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari - hari.

c.       Dysmenorrhea berat, yaitu dysmenorrhea yang memerlukan istirahat sedemikian lama dengan akibat meninggalkan aktivitas sehari - hari selama 1 hari atau lebih (Okaparasta, 2003).



Penanganan Disminorea

Menurut Potter dan Perry tahun 2005, penanganan disminore dapat dilakukan secara farmakologis maupun nonfarmakologis.

a.       Farmakologis

Disminorea dapat ditangani dengan mengkonsumsi analgesik. Hal ini paling sering dilakukan oleh kebanyakan orang untuk mengjilangkan nyeri. Namun sebenarnya penggunaan analgesik dapat berdampak pada ketergantungan dan efek samping yang berbahaya bagi pasien.

b.      Nonfarmakologis

Suatu tindakan pengurangan nyeri yang dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia, seperti kompres hangat, kompres dingin, teknik relaksasi napas dalam dan yoga.

-          Relaksasi Napas Dalam

             Relaksasi nafas dalam adalah menarik nafas dalam secara pelan - pelan dan panjang melalui hidung masuk ke dalam perut. Kemudian dihembuskan melalui mulut secara lembut dan pelan – pelan. Fokus pada bunyi dari pernafasan sambil klien dianjurkan semakin rileks. Selain dapat menurunkan nyeri, relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru – paru dan meningkatkan oksigen darah.

-          Kompres Dingin

             Menurut Muttaqin tahun 2011, kompres dingin dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitivitas nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Hal itu dikarenakan kompres dingin dapat mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan edema yang diperkirakan menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit (Price & Wilson, 2005). Kompres dingin ini menggunakan es atau sebuah cangkir berukuran kecil yang berisi air dan dibekukan dengan meletakkan es di kulit dengan memberikan tekanan yang kuat, tetap dan perlahan dipermukaan kulit, terapi ini dilakukan selama 5 - 10 menit (Potter & Perry, 2005).

-          Kompres Hangat

             Kompres hangat dapat meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan, meningkatkan aliran menstruasi, dan meredakan vasokongesti pelvis (Bobak, 2005).

             Menurut Perry & Potter (2005), prinsip kerja kompres hangat dengan mempergunakan buli - buli panas yang dibungkus kain yaitu secara konduksi terjadi pemindahan panas dari buli - buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurang atau hilang. Menurut Price & Wilson (2005). Dengan begitu maka akan meningkatkan aliran darah sehinggan ketegangan berkurang dan nyeri haid berkurang.



c.       Herbal

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtrsaZ2wwzQRuB2p7nah9IocTPL9okuVrkYwmM9zYzlFtgso2RXvu6Br2WuoxmAm8BoWWvaooBaP-4jVziYn5r2uPrJz5pLuqyxJ8XnpckOrGdnPimaYDKr5N8btWGFtu2GQHxuTFS3IdL/s1600/kunyit+asam.jpg
Kunyit Asam untuk Mengurangi Nyeri Haid
Rebusan kunyit asam merupakan salah satu bentuk pengobatan tradisional. Rebusan kunyit asam mempunyai aktivitas antioksidan karena mengandung senyawa fenolik. Juga bermanfaat sebagai analgetika, anti - inflamasi, antioksidan, antimikroba, serta pembersih darah. Begitu. Rebusan kunyit asam merupakan minuman yang sangat berkhasiat untuk mengurangi rasa sakit saat haid (Winarto, 2004).









Tidak ada komentar:

Posting Komentar