Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan vital dan dasar pada makhluk hidup termasuk manusia. Sistem pernapasan berperan penting dalam menyediaan oksigen kejaringan tubuh melaui proses metabolisme. Oksigen yang tidak tersuplai ke sel – sel tubuh dapat menyebabkan kematian sel. Hal ini bisa disebabkan karena hipoksia, trauma, infeksi, reaksi imunologik, gangguan genetika atau gangguan nutrisi. Organ tubuh yang paling rentan terhadap hipoksia adalah otak. Oleh karena itu penting untuk menjaga oksigenasi otak tetap adekuat. Kemampuan untuk mengembalikan dan mempertahankan jalan napas pada pasien pasien yang henti napas perlu diketahui khususnya bagi petugas kesehatan yang bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD).
Manajemen jalan napas merupakan salah satu ketrampilan khusus yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan baik dokter atau petugas kesehatan yang bertugas di UGD. Manajemen jalan napas memerlukan penilaian, mempertahankan dan melindungi jalan napas dengan memberikan oksigenasi dan ventilasi yang efektif.
Teknik mempertahankan jalan napas
Pada penderita dengan kasus henti napas maka tindakan untuk membebaskan jalan napas dan memberikan ventilasi harus segera dulakukan.
1. Chin lift manuver
Empat jari salah satu tangan diletakan di bawah rahang, ibu jari di atas dagu, kemudian secara hati-hati diangkat ke depan, manuver ini tidak boleh menyebabkan posisi kepala hiperekstensi. Bila perlu ibu jari dugunakan untuk membuka mulut atau bibir.
2. Jaw thrust
Mendorong angulus mandibula kanan dan kiri ke depan dengan jari - jari kedua tangan sehingga gigi bawah berada di depan gigi atas, kedua ibu jari membuka mulut dan kedua telapak tangan menempel pada kedua pipi penderita untuk imobilisasi kepala. Tindakan jaw thrust, buka mulut dan head tilt disebut triple airway manuver.
Manuver Jalan Napas
3. Pembersihan jalan napas
Dapat dengan manual memakai jari atau dengan penghisapan, gerakan menyilang : masukan jari telunjuk, tekan gigi bawah dengan ibu jari, tkan gigi atas dngan jari telunjuk. Gerakan jari di belakang gigi geligi : masukan jari telunjuk ke pipi dalam dan letakan sebagai pengganjal di molar III. Pembersihan jalan napas dapat juga dilakukan dengan bantuan alat penghisap dengan hati-hati
Cross Finger
4. Jalan napas orofaringeal
Alat ini dipasang lewat mulut ke faring sehingga menahan lidah tidak jatuh ke hipofaring. Ada 2 cara. Secara langsung dengan bantuan spatel lidah, atau tidak langsung dengan cara terbalik menyusuri palatum durum smpai palatum mole kemudian diputar 180 derajat.
5. Jalan napas nasofaringeal
Alat ini dipasang lewat salah satu lubang hidung sampai ke faring yang akan menahan jatuhnya pangkal lidah.Sebelum pemakain ini pelumas dan anestesi local dapat ditambahkan untuk mengurangi trauma di hidung.
6. Jalan napas definitive
Adalah pipa dengan jalan napas yang dilengkapi dengan balon (cuff) yang dapat dikembangkan : ada 2 macam cara yaitu :
a. Intubasi endotracheal : orotracheal atau nasotracheal
Dilakukan dengan bantuan laryngoskop, harus dilakukan oleh orang yang sudah ahli dengan cara :
- Pilihlah pipa sesuai dengan ukuran penderita, gunakan pelicin kjika
diperlukan.
- Penderita terlentang dengan kepala ekstensi sehingga trachea dan daun laryngoskop berada dalam garis lurus.
- Oksigenasi penderita, 2 - 3 menit
- Bukalah mulut pnederita dengan gerakan jari menyilang dengan tangan kanan.Pegang gagang laringoskop denagn tangan kiri dari sudut kanan mulut penderita, dorong lidahnya ke kiri sehinggalapang pandang tidak tertututpi, lindungi bibir dari cedera antar gigi dan laryngoskop
- Masukan pipa endotrache dengan tangan kanan sambil melihat melalui daun laringoskop, dan pastikan balon pipa di bawah laring
- Minta asisten untuk mmegang pipa dari sudit bibir penderita, dan segera kembangkan balon untuk cegah aspirasi.
- Keluarkan daun laringoskop, dan masukan pipa orofaing, atau penahan gigitan.
- Lakukan asukultasi di kedua paru untuk memastikan lpipa tidak masuk ke salah satu parusaja.Kemudian plester.
Intubasi Endotrakeal
b. Pembedahan (surgical airway)
Dilakukan jika tidak mungkin atau gagal melakukan intubasi endotracheal.
- Needle cricotiroidotomi ( dengan jarum) .Tusukan jarum atau kanul ke trachea ke arah distal memalui membrana cricotiroidea. Ukuran jarum 12 - 14G pada dewasa, 16 - 18 G pada aanak - anak. Segera lakukan oksigenasi
- Surgical cricotiroidotomi : lakukan incisi pada membran cricotiroidotomi dan masukan kanula tracheostomi atau pipa endotravheal.
- Tracheostomi : dilakukan dengan perencanaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar